Lain
cerita Aat (panggilan adik saya, Syafaat), lain lagi cerita si Fahd
yang sekarang usianya hampir 8 tahun. Sudah naik kelas 2 SD. Rangking
1 pulak! Padahal dia malas sekolah dan sering malas disuruh menulis.
Alasannya karena dia sudah bisa dan tak ingin mengulang hal yang sama
setiap hari. Jadi dia menganggap itu melelahkan. Pantas saja dia
ranking 1. Memang sudah jago sekali dia di kelas dan tidak suka
menyontek karena dia tak percaya ada orang lain yang lebih bisa dari
dia.
Baiklah.
Aat
sendiri memiliki banyak hobi, selain menirukan tokoh idolanya
Shahrukh Khan. Sedangkan Fahd hobinya cuma satu, minta uang
5.000/hari buat ke warnet. Jadi sejak di Pontianak bersama saya dia
memang sudah terbiasa menggunakan netbook milik saya untuk bermain
game. Ternyata hal tersebut menjadi kebutuhan baginya. Saat kami
terpisah, mau tak mau warnet satu-satunya pilihan baginya menyalurkan
hobinya bermain game online.
Waktu
kelas 1 dia hanya meminta uang 3.000/hari untuk main game. Sekarang
meningkat jadi 5.000 karena dia beranggapan dia sudah kelas 2 SD dan
sudah saatnya untuk mendapatkan jatah main lebih lama di warnet. Ibu
saya yang tak mau mengecewakannya tentu saja akan mengabulkan
permintaannya. Lagipula dia punya 1001 jurus untuk membujuk ibu saya
sih.
Sekarang
dia juga sudah pintar sekali di warnet. Dia mendaftar menjadi anggota
di sebuah warnet langganannya. Sehingga dia mendapatkan username dan
password. Jadi saat dia hanya ingin main sebentar dia tak akan
menghabiskan saldo yang telah dia bayarkan. Punya akunlah si Fahd ini
di warnet tersebut. Apalagi keuntungan menjadi anggota di warnet
tersebut bisa mendapatkan berbagai macam bonus. Termasuk bonus saldo
untuk bermain game.
Pernah
kata ibu saya dia menghilang sampai berjam-jam setelah diberi uang
5.000. Padahal tarif main game di warnet tersebut 3.000/jam.
Seharusnya dia sudah kembali dalam waktu paling tidak 2 jam. Tapi
bukan Fahd namanya kalau tidak mampu memanfaatkan uang 5.000 untuk
bermain berjam-jam di warnet.
Tak
dapat saya bayangkan dia menemukan komputer saya yang monitornya
sudah besar dan jaringan internet yang mumpuni di kamar saya.
Itu
cerita si Fahd.