Sudah
lama sekali sejak terakhir kali saya menjejakkan kaki di tanah
kelahiran Abah saya. Waktu itu kakek masih hidup dan sehat. Saya juga
masih sangat kecil. Satu hal yang sangat saya inginkan ketika berada
di sana adalah melihat kembali semua foto masa kecil saya yang
tersimpan rapi oleh keluarga besar Abah. Peninggalan dari kakek yang
ternyata sangat menyayangi 3 cucu perempuannya yang berada di
Kalimantan Barat.
Kami
jarang mengunjungi kakek di sana karena terbentuk ongkos pulang
pergi. Waktu masih kecil entah bagaimana caranya saya pernah ke sana.
Tak banyak yang saya ingat. Tapi memang kakek, ayah Abah, selalu
membangga-banggakan kami bertiga bersaudara di Kalimantan Selatan.
Waktu itu memang Syafaat (Aat) dan Fahd (Apat) belum lahir. Sebab
dari banyak cucunya, kami bertiga berjenis kelamin perempuan.
Dari
saudara-saudaranya yang lain, Abahlah yang paling banyak anak
perempuannya. Berbeda dengan paman yang lain. Ada yang sama sekali
tak memiliki anak perempuan. Jadi kakek selalu merindukan untuk
bertemu kami. Cucu perempuannya. Sayang saya tak sempat bertemu
dengannya saat sudah besar.
Sekarang
keluarga besar kami sudah semakin besar di sana. Sepupu saya sudah
banyak yang menikah. Ingin sekali bisa mendatangi mereka sebagai diri
saya yang sekarang. Saya pikir saya bisa mendatanginya setelah
menabung untuk membeli tiket pesawat. Sekarang masih membutuhkan uang
untuk membeli rumah, jadi saya urungkan dulu niat untuk ke sana,
setidaknya hingga tahun depan.
Memiliki
sandal jepit yang bertuliskan 'I love Banjar' sudah cukup membuat
saya senang walaupun itu bukan oleh-oleh dari keluarga sana. Malah
ini oleh-oleh dari seorang teman yang pulang mengunjungi mertuanya di
Banjarmasin. Saya suka sekali sandal ini walaupun kebesaran, sangat
nyaman dikenakan untuk bepergian.
I
love Banjar!