Impian masa kecil yang saya ingat hingga sekarang hanya
dua. Impian terbesar dan benar-benar saya kejar dan saya wujudkan. Saat duduk
di bangku sekolah dasar saya mulai memilih-milih sudah besar ingin jadi apa. Bukan
jadi dokter, polisi, atau pilot. Sebab saya tahu untuk menjadi itu semua harus
rajin belajar di sekolah, punya nilai yang bagus, dan tentu saja uang yang tak
sedikit.

Saat melihat ke belakang saya kemudian tahu itu impian
yang tidak perlu saya kejar. Saya malas belajar di sekolah kecuali satu
pelajaran. Bahasa Indonesia. Apa pun yang berkaitan dengan Bahasa Indonesia
akan saya tekuni. Tak ada satu hal pun yang lebih menarik dari pelajaran Bahasa
Indonesia. Sehingga nilai saya akan jeblok di sana sini.
Ranking? Jangan harap. Tapi saya juga bukan tipe anak yang
suka melanggar aturan. Saya hanya tidak suka memaksa diri saya melakukan
sesuatu yang tidak saya suka. Karena saya pikir hidup saya sekali dan saya
ingin melakukan hal-hal yang saya sukai di dunia ini. Tak peduli apa pun
tantangannya.
Duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar, saya sudah
lancar membaca dan memahami cerita-cerita anak yang saya temukan di majalah ‘Sahabat
Pena’. Adakah yang bacaannya majalah ini saat masih kecil? Berarti dapat
dipastikan kita lahir pada era yang kurang lebih sama. Tak perlu menebak usia
saya sebab kamu akan menemukan postingan selamat ulang tahun untuk diri saya di
sini.
Apa yang terjadi pada diri saya yang masih kecil itu?
Di saat anak-anak lain memikirkan untuk melakukan sesuatu
yang bisa membantu banyak orang. Seperti polisi atau dokter. Lebih membanggakan
lagi menjadi pilot. Saya memutuskan, pada usia saya yang ke-8 bahwa saya akan
menjadi penulis. Kelas tiga sekolah dasar saya memulai latihan keras saya untuk
membuat kalimat-kalimat yang masuk akal di dalam cerita.
Buku tulis yang saya gunakan semuanya berisi cerita-cerita
anak dan dongeng-dongeng yang saya karang. Saya masih ingat buku yang pertama
kali saya gunakan. Ukurannya agak besar dibandingkan buku tulis pada umumnya. Lebih
tinggi. Warnanya sampulnya merah. Di buku itu saya menulis cerita pertama yang
masih sangat saya ingat. Dongeng tentang seorang putri jahat yang akhirnya
dikutuk menjadi Lalat Hijau. Cerita lengkapnya masih samar-samar di dalam ingatan.
Saya latihan setiap hari, di mana saja, kapan saja saya
mau. Saya tak punya banyak kegiatan lain selain bermain dengan teman-teman dan
latihan menulis. Lupakan pelajaran yang ada di sekolah kecuali Bahasa
Indonesia. Mohon untuk adek-adek yang masih sekolah jangan meniru ini. Karena nilai
jeblok bukanlah sesuatu yang membanggakan untuk dibawa pulang.

Beberapa tahun nilai saya demikian orang tua saya maklum. Mereka
hanya menginginkan saya naik kelas dan tidak membuat masalah di sekolah. Itu sudah
lebih dari cukup. Toh kakak dan adik saya selalu rangking satu di sekolah. Biarkanlah
anak yang kedua ini prestasinya hanya dalam menulis.
Selain menulis, Hani kecil yang masih duduk di bangku
sekolah dasar juga ingin menjadi penyiar radio. Setiap kali melihat kakeknya
menyalakan radio, ingin sekali suatu hari dia bisa berada di balik gelombang
radio tersebut dan menyapa laki-laki yang menjadi cinta pertamanya itu. Namun ternyata
apa yang dilihat oleh kakek, Hani kecil sangat mengkhawatirkan masa depannya.
Malas belajar.Hanya suka Bahasa Indonesia.Lemah dalam banyak pelajaran, terutama olahraga.Suka menonton televisi dan setiap jeda iklan sibuk menulis cerita fiksi yang tak terpikirkan olehnya akan menjadi apa.Belum lagi kemalasan lainnya, malas membantu beres-beres di rumah, paling bisa membantu memasak, jangan harap mau mencuci piring atau pakaian.
Barangkali dalam pikiran kakek waktu itu: “Akan jadi apa
cucuku nanti?”
Sayang kakek sudah meninggal sebelas tahun yang lalu. Kalau
tidak ingin memperlihatkan padanya bahwa jika kita bersungguh-sungguh mengejar
impian kita, tak ada yang tak mungkin di dunia ini. Sudah tiga tahun saya
menjadi penyiar radio swasta tertua di Pontianak, Kalimantan Barat. Radio Volare,
radio swasta pertama di sini.

Sejak tahun 2008 pula karya saya terbit satu persatu dan
sekarang bahkan tulisan saya terbit harian di blog ini. I am full time blogger
and writer. Dan saya hidup penuh dengan kecukupan. Impian masa kecil itu akhirnya
terwujud. Bahkan banyak impian baru yang ikut menyusul terwujud satu demi satu.
Punya impian? Kejar, jangan biarkan dia berlalu dan hanya
menjadi impian semata pada akhirnya impian itu harus diwujudkan.
"Diikutsertakan dalam Giveaway Tuppy, Buku dan Bipang
di www.argalitha.blogspot.com".