Aku
duduk sambil melipat kedua tanganku di dada. Tasku kusimpan di atas
meja. Danny menatapku lekat-lekat. Senyumku tak muncul sedikit pun.
“Sekarang
kamu punya waktu satu jam buat bicara.”
“Satu
jam? Aku hanya butuh 5 menit.”
“Terserah...”
Danny
mengeluarkan kotak kecil dari saku kemejanya dan meletakkannya di
meja setelah membukanya. Sebentuk cincin berlian ada di sana. Ini
adalah hal terakhir yang aku pikirkan di dunia ini setelah dia
menyerah pada hubungan kami. Dia sendiri yang mundur dan tak ingin
berjuang lagi. Memperjuangkan hubungan kami sampai ke pernikahan juga
tak masuk dalam pilihannya waktu itu.
Aku
sadar bahwa dia sangat menyayangi ibunya dan aku tak akan menyalahkan
pilihannya. Tapi sekarang? Dia mau apa?
“Aku
tak bisa hidup kalau nggak sama kamu Oline. Rasanya ada yang kurang
dalam hidupku saat kita berpisah.”
“Kamu
hanya tidak terbiasa saja karena aku tak ada di sisimu setelah
beberapa tahun kita pacaran.”
“Bukan
itu Oline. Aku butuh kamu.”
“Awalnya
kamu membuat aku merasa seperti seorang Tuan Putri. Menjadi orang
yang paling baik sedunia untukku. Lalu setelah keluargamu tak mau
menerimaku, kamu pergi begitu saja tanpa memikirkan bagaimana
sakitnya hatiku waktu itu. Sekarang kamu ingin melamarku?”
“Aku
sadar aku salah, tolong berikan aku kesempatan, kita mulai dari awal
lagi.”
“Are
you kidding me?”
“Menikahkah
denganku Oline. Aku akan meyakinkan keluargaku bahwa kamu adalah
pilihan terbaik untukku.”
“Maaf
Danny. Tak semudah itu. Aku lelah menuruti semua permainan dengan
caramu. Sekarang aku ingin menggunakan caraku. Aku tak akan menikah
denganmu. Aku akui aku memang patah hati saat kau meninggalkanku.
Tapi kemudian aku sadar, semuanya pasti ada alasannya untuk terjadi.
Aku mengerti, kita memang tak ditakdirkan untuk bersama.”
“Oline?”
“Lima
menitmu sudah habis.”
“Please
Oline.”
“Aku
yang ingin minta tolong sama kamu, jangan pernah masuk ke dalam
kehidupanku lagi. Aku capek.”
“Oline,
aku tak mau kita pisah.”
“Seharusnya
kamu mengatakan itu sejak pertama kali aku meminta kepastian hubungan
kita. Kamu sudah meninggalkanku satu kali dan aku tak akan memberikan
kesempatan untukmu melakukannya dua kali. Sekarang aku yang akan
meninggalkanmu. Adil kan?”
“Oline.”
“Bye,
Danny.”
Aku
menyambar tasku di meja dan meninggalkannya tanpa ragu-ragu.
Gambar: Weheartit.com