Waktu
kecil sebenarnya saya tak begitu bandel sih. Sihhhhh...
Tapi
ya itu, pas bulan puasa saya memang malas sekali puasa. Gampang lapar
pulak. Kalau membujuk nenek berkali-kali pengen minta buka tak
diizinkan juga, saya akan mengambil langkah yang tidak patut untuk
ditiru ini. Saya buka puasa sendiri. Curi-curi makan.
Padahal
kalau dipikir-pikir curi-curi makan itu tak akan membuat kita puas.
Apalagi saat puasa makanan tak tersedia banyak di rumah. Bahkan lebih
sering tak ada makanan yang bisa dimakan. Paling saya hanya bisa
minum air sebanyak-banyaknya. Namun dasar anak-anak, tak peduli
dengan latihan puasa, malah sibuk nyari makanan di dapur.
Godaan
untuk mecahin puasa dengan curi-curi makan juga akan bertambah besar
saat seminggu menjelang lebaran. Nenek sudah menyiapkan banyak
kue-kue kering. Waktu itu masih ada Mak Cik yang belum menikah dan
dia memang suka membuat kue kering. Bertoples-toples. Tentu saja ini
semakin menggoyahkan semangat puasa saya.
Sekarang
malah kebalikannya, padahal saya sekarang tinggal sendirian di rumah.
Makanan selalu ada. Tak ada yang melihat kecuali Allah, tapi saya
bisa berpuasa penuh tanpa curi-curi makan setiap harinya. Selain
sekarang saya mengerti bahwa puasa itu adalah ibadah dan ada 'hadiah'
untuk orang yang patuh dengan perintah-Nya, saya juga takut ini
adalah ramadhan terakhir yang saya temui.
Sebab
kita tak pernah tahu usia kita sampai kapan. Jika ini adalah ramadhan
terakhir, sudah sepantasnya kita melakukan ibadah sebanyak-banyaknya.
Balik
lagi ke judul postingan ini, dulu waktu masih kecil teman-teman
sering curi-curi makan juga nggak waktu bulan puasa?