
Sadarkah
kita apa yang terjadi pada hari ini berasal dari apa yang kita lakukan pada
masa lampau. Atau kejadian masa lalu yang membuat sekarang kita berada di sini
atau menjadi orang ‘ini’. Tulisan ini akan sangat panjang dan akan dibagi
menjadi beberapa bagian. Sebab saya akan menjabarkan Butterfly Effect yang
terjadi pada kehidupan saya. Karena saya yang sekarang, diri saya yang
menuliskan ini, berasal dari seorang gadis kecil yang terpesona pada sebuah
cerita anak di majalah Sahabat Pena yang sudah lusuh dan tergeletak di rumah
neneknya.

Saya lupa
siapa yang membeli majalah itu. Satu hal yang jelas, majalah itu usianya bahkan
lebih tua dari saya.

Gara-gara
membaca majalan itu saya menjadi membuat keputusan terbesar dalam hidup saya
untuk menjadi penulis. Iya, itu adalah keputusan seorang perempuan kecil
berusia 8 tahun yang tidak tahu betapa kerasnya kehidupan saat ia menjadi
seorang perempuan yang dewasa. Dia hanya berpegang pada kepercayaan bahwa dia
ingin menulis. Itu saja. Dia tak memikirkan 10 tahun atau 20 tahun akan datang.
19 tahun yang lalu. Dia membuat keputusan seperti itu dan siap menerima apa pun
konsekuensinya.

Padahal jika
dipikirkan, tahu apa anak usia 8 tahun?
Bertahun-tahun
yang dia kerjakan hanya menulis. Berbagai kertas dia gunakan untuk menulis. Tanpa
mengetahui bahwa belasan tahun selanjutnya latihan yang dia lakukan membuat
dirinya lancar menulis di blog yang sekarang teman-teman baca ini.

Ketika ada
yang bertanya apa resepnya dia bisa menulis sebanyak ini sehari atau mengapa
dia sangat suka menulis, saya hanya bisa menjawab karena saya sudah terbiasa
melakukannya sejak kecil. Tapi sebenarnya bukan ini bagian akhir dari Butterfly
Effect yang ingin saya jabarkan. Masih panjang. Masih ada sambungannya di
ButterFly Effect (bagian 2).
Gambar dari Weheartit.com.
Gambar dari Weheartit.com.