
Saat kita kecil dulu, banyak sekali hal-hal absurd yang
bermain di dalam pikiran kita. cara kita memandang sesuatu sangat berbeda
dengan sekarang. Memang bedanya anak kecil dan orang dewasa adalah pada tingkat
penggunaan logikanya. Kita ketika dewasa mulai berpikir menggunakan nalar dan
sedikit sekali menggunakan imajinasi.

Tetapi saya sendiri, hingga sekarang masih senang sekali
bermain dengan imajinasi. Banyak hal-hal yang saya pikirkan sendiri dan tak
pernah saya bagi dengan orang lain. Karena saya pikir semua hal tersebut
terlalu kekanak-kanakan.
Satu di antaranya yang cukup absurd adalah saya berpikir
bahwa.....

Malu untuk menuliskannya di sini. Biarlah ada di dalam
kepala saya saja. Di dalam imajinasi pula saya menyimpan mimpi-mimpi saya yang
kadang hadir setiap hari, ada pula yang hadir beberapa kali kemudian
menghilang. Ada mimpi yang saya pupuk dan sirami sebab saya tahu saya harus
mewujudkannya.
Berapa banyak impian yang terus kita simpan dan kita
percaya akan terwujud suatu hari nanti?

Impian, terdengar muluk, bahkan kita bebas mengimpikan apa
pun di dalam imajinasi kita. Apa yang kita inginkan? Apa yang sebenarnya ingin
kita lakukan? Paling penting lagi, kita ingin menjadi ‘siapa’? Semua
mimpi-mimpi yang kita simpan dan sandarkan pada dinding-dinding hati. Dipeluk oleh
sang waktu dan disemai oleh orbit bumi.

Tak ada impian yang tak bisa terwujud, tapi tentu saja tak
ada impian yang terwujud tanpa usaha. Ketika kita telah memiliki impian, kita
hanya perlu berusaha mewujudkannya. Sebab kita tak ingin semua impian itu hanya
impian bukan?
Gambar: Weheartit.com