Pernah
suatu malam saya memimpikan Aki. Mimpi itulah yang akhirnya membuat
saya tak begitu sedih lagi kehilangannya. Di dalam mimpi itu saya
melihat Aki salat dengan sarung dan kopiahnya. Wajahnya bersih dan
berseri. Mimpi itu juga sangat lucu. Aki ngomel sama saya.
“Tang
makan tallok tolen? Cobelah sesekali makan yang laing.” (Kok makan
telur terus? Coba sesekali makan yang lain.)
Pagi
harinya saya terbangun dan merasa mimpi itu sangat aneh. Tapi dengan
hadirnya Aki dalam mimpi saya malam itu membuat saya sadar. Saya
harus merelakan kepergiaannya. Satu hal yang bisa saya lakukan adalan
mendoakannya. Semoga Allah selalu melindunginya di alam kubur sana.
Dia
baik-baik saja. Seharusnya saya tak perlu tenggelam dalam kesedihan.
Walaupun sebenarnya saat menuliskan ini tak henti-hentinya saya
menghapus air mata saya. Saya mencoba untuk terus kuat dan mewujudkan
semua impian saya yang belum saya capai. Karena saya ingin menjadi
'anak kesayangannya' selamanya.
Dia
memang telah pergi. Tapi di hati saya, dia tetap menyala. Sebagai api
penyemangat yang tak akan pernah padam. Memang kami tak lama bersama.
Namun itu sudah lebih dari cukup untuk mengisi cinta di dalam
kehidupan saya.