Postur
tubuh Aki sangat proporsional. Cenderung sedikit kurus tapi berotot.
Tipikal seorang petani di kampung. Dia Ancek (Ayah) yang penyayang
untuk anak-anaknya dan Aki yang lucu untuk cucu-cucunya. Dia selalu
bisa menimang saya saat saya butuh dihibur. Dia juga bisa jadi teman
bermain saat saya masih kecil. Bermain bersama Aki adalah kenangan
terbaik sepanjang masa.
Dia
selalu bisa membuat mainan dari benda-benda bekas di sekitar kami.
Dia yang mengajarkan bahwa semua mainan bisa dibuat. Iya, Aki memang
tak banyak uang untuk membelikan cucunya mainan. Tapi dia selalu
punya cara untuk membuat banyak mainan. Dia yang membuat saya suka
bermain dengan gunting dan kertas.
Dulu
waktu kecil saya suka sekali tidur bersamanya. Bau tubuhnya yang
terbakar sinar matahari dan bau minyak angin yang selalu dia gunakan
di dahinya membuat tidur saya nyenyak sepanjang malam. Dia pula orang
yang akan menggendong saya saat saya tertidur di lantai di depan
televisi. Waktu kecil memang saya senang sekali menonton televisi
bersama Uwan. Uwan juga akan menyiapkan bantal supaya saya bisa
langsung tertidur jika mengantuk.
Aki
adalah orang pertama yang selalu saya cari waktu saya pulang kampung
semasa SMA. Iya saya sekolah di tempat yang berbeda dan ngekost di
sana. Saya pulang sesekali untuk melepaskan kerinduan pada Aki yang
semakin menua. Walaupun saya hanya bisa melihatnya hingga usia
belasan tahun, saya senang masih punya kesempatan untuk menjadi
'anak'-nya.
Dia
itu anugerah terindah yang pernah hadir dalam hidup saya.