Biasanya saya memang akan mengunggah foto-foto untuk
postingan ke instagram dan langsung mengopasnya ke artikel yang saya posting.
Ini saya lakukan untuk menyiasati sulitnya mengunggah foto langsung di dalam
artikel dengan jaringan internet yang terbatas di dalam kamar saya. Ini juga
membuat saya lebih mudah mengambil foto yang saya butuhkan saat saya
menggunakan komputer lain untuk ngeblog.
Harus saya akui memang dengan mengunggahnya ke
Instagram membuat foto tersebut lebih mudah saya masukkan ke dalam postingan.
Sebab saya tinggal copas saja gambarnya ke dalam artikel. Berbeda dengan
mengunggahnya langsung ke dalam artikel yang membutuhkan kesabaran tingkat
tinggi menunggu jendela pengunggahannya muncul.

Walaupun sebenarnya saat mengunggah juga terjadi
dilema yang tak kalah menguras tenaga menahan diri supaya sabar menghadapi
jaringan yang kadang hilang datang di dalam kamar. Satu hal yang tidak lucu
adalah saat saya kesulitan mendapatkan sinyal dan harus keluar dari kamar dan
nongkrong di dapur, hanya untuk mendapatkan sinyal.
Saya sendiri tak tahu penyebab jaringan ini sulit saya
dapatkan di dalam kamar. Apakah ada medan penolak sinyal di dalam kamar? Namun
setidaknya dengan mengunggahnya ke instagram cukup mengurangi beban yang harus
saya hadapi saat membuat postingan bergambar.
Ini satu dari sekian banyak alasan mengapa banyak
artikel di blog ini tidak ada gambarnya. Walaupun ada yang mengatakan postingan
tanpa gambar kurang menarik atau tidak enak dibaca. Tapi sesungguhnya dilema
jaringan ini masih terus berlangsung hingga hari ini. Bukan saya tidak mau
menambahkan sedikit gambar untuk postingan di sini. Tapi ya masalahnya itu,
saya tak punya jaringan yang kuat untuk mendukung kegiatan ngeblog saya.
Beberapa kali saya menyiasatinya dengan menulis tengah
malam atau pagi-pagi. Tapi akibatnya saya kurang tidur atau sangat mengantuk
siangnya. Itu juga dilema tambahan gara-gara jaringan internet.
Menghadapinya hanya bisa dengan menarik napas panjang
penuh kekesalan.