Dari dua hal tersebut mana sebenarnya yang jauh lebih
mendesak? Apakah tarif angkot atau penerima BLSM?
![]() |
http://www.metrotvnews.com |
Beberapa kali menonton tayangan berita di televisi yang seakan-akan
menyudutkan supir yang mengendarai angkot yang tarifnya sudah dinaikkan. Baik dinaikkan
oleh pemilik angkot atau supir itu sendiri. Saya sendiri yang sering naik
angkot untuk pulang kampung tidak akan kaget jika memang nantinya ongkos naik
angkot naik beberapa persen.
![]() |
http://megapolitan.kompas.com |
Di lapangan, yang terjadi malahan razia besar-besaran
untuk menciduk angkutan yang tarifnya sudah naik sebelum ada pemberitahuan
pemerintah. Katakanlah memang mereka keliru menaikkan sendiri, tarifnya jadi
tidak seragam. Tapi bukankah ini kesalahan dari pemerintah juga? Seharusnya,
sebelum BBM naik mereka sudah memperhitungkan berapa ongkos angkot yang
sebaiknya diberlakukan. Kemudian tanggal berapa tarif tersebut bisa
diberlakukan.
![]() |
http://www.tribunnews.com |
Jauh-jauh hari semestinya ada pengumuman dari pemerintah,
baik untuk masyarakat umum atau supir dan pemilik angkot sendiri. Sehingga tidak
ada perbedaan kenaikan tarif di tiap kendaraan umum. Pemerintah sendiri sudah
tahu bukan kapan mereka akan menaikkan harga BBM.
![]() |
http://syof-rankmelayu.blogspot.com |
Apakah pemerintah sendiri tidak memikirkan dampaknya pada
masyarakat soal kenaikan tarif BBM ini. Sebab menaikkan tarif BBM itu sama saja
dengan membuat semua harga akan melonjak. Semuanya. BLSM bukan jawaban untuk
kenaikan tersebut sebab bantuannya tidak diberikan selamanya. Hanya beberapa
bulan.
![]() |
http://prettyhummingbird.wordpress.com |
Namun, kasusnya memang bukan demi kepentingan masyarakat. Melainkan
demi kepentingan politik bukan? Ada udang di balik bakwan. Bahkan banyak ahli
yang mengatakan bahwa ini akan membangun asumsi di masyarakat mengenai siapa
yang berjasa, partai mana yang meninggalkan jasa. Kalau sudah demikian
faktanya, kita akan tahu dengan jelas tujuan kenaikan BBM dan BLSM ini bukan?
![]() |
http://www.simantab.com |
Carut-marutnya tarif angkot yang belum ada kejelasan malah
berbanding terbalik dengan penerimaan BLSM. Tiba-tiba saja BLSM bisa ditarik di
kantor pos dan dalam sehari pemerintah bisa menyelesaikan data-data penerima
BLSM tersebut. Lalu kenyataannya di lapangan adalah penerima BLSM datang sambil
menenteng ponsel dan emas di tubuhnya.
Salah sasaran? Lagi? Cerita lama.
Kalau memang kenaikan BBM ini demi kepentingan rakyat
tentunya yang didahulukan adalah masalah tarif angkot yang langsung
bersinggungan dengan harga bahan bakar yang memang sudah berlaku harga baru
yang lebih mahal. Berikan waktu beberapa hari untuk menyelesaikan data penerima
BLSM sehingga tidak ada dana yang salah sasaran.