
Entah orang lain yang merasakannya atau saya sendiri yang
rasanya menjadi orang yang berbeda. Tapi barangkali karena saya mengonsumsi
bacaan yang berbeda, tapi saya memang banyak sekali berubah. Coba intip tulisan
saya beberapa bulan yang lalu, atau saat masih awal ngeblog. Betapa ada sesuatu
yang berbeda di antara diri saya yang dua tahun lalu memulai blog ini dan diri
saya yang menuliskan tulisan ini.

Ada yang hilang. Ada yang datang. Saya rasa dulu saya
orang yang gampang sekali melucu dan mudah sekali emosi menghadapi seseorang
yang berusaha menyerang saya melalui tulisannya. Ada darah yang mengalir hingga
ubun-ubun. Sumpah serapah penuh kekesalan. Bahkan harus saya akui banyak sekali
tulisan yang disponsori oleh kemarahan di beberapa sudut blog ini.

Lalu pada sebuah titik, ketika kehidupan saya bergantung sepenuhnya
pada blog ini saya sadar satu hal. Kemarahan itu melelahkan dan sangat tidak
menyehatkan. Saya berubah menjadi seseorang yang tidak saya inginkan saat saya
terpicu sesuatu yang membuat darah saya naik.

Sekarang saya mulai bisa membatasi emosi saya dengan
sebuah kerasionalan untuk menindaklanjutinya. Kalau masih sadar dan belum
benar-benar menjadi seorang ‘monster’ dengan ‘api’ yang siap tersembur dari
mulut saya, biasanya saya akan menarik napas panjang dan berpikir. Berpikir apakah
menguntungkan untuk marah-marah?

Apakah orang yang bersangkutan cukup pantas untuk mendapat
perhatian dan dimarahi. Marah membuat saya mengecilkan harga diri saya sendiri
jika marah pada orang yang tidak pantas saya beri perhatian. Kalau saya masih
bisa berpikir sejernih itu biasanya saya bisa meredakannya. Saya menyimpannya
dan berhasil menarik napas panjang untuk menurunkan darah saya.

Saya juga masih ingat betapa dulunya saya menulis curhatan
penuh kegalauan di blog ini. Kalau ada seseorang yang mengikuti blog ini sejak
pertama sampai sekarang dia pasti sadar betapa banyak perubahan yang membuat diri
saya menjadi yang sekarang.

Saya hanya tak memahami mengapa saya kemudian berubah. Saya
rindu dengan diri saya yang lama. Diri yang sudah tidak berada di dalam diri
saya. Apakah ada yang menyadari saya berubah?
Gambar: Weheartit.com