
Tak ada yang tak mungkin di dunia ini. Itu yang selalu aku
percaya belakangan ini. Begitu juga dengan pertemuan kita selanjutnya. Bukan tidak
mungkin kita yang terhalang waktu dan jarak, bahkan batas negara akan melewati
itu semua dan berpegangan tangan kembali.

Aku tahu dirimu seorang ‘penasihat cinta’ yang tentu saja
bisa menaklukan perempuan mana saja yang kamu mau dan tak ada harapan apa-apa
dalam semua ‘penaklukan’ yang kamu lakukan. Kamu hanya menaklukannya. Membuat setiap
perempuan menyerah padamu. Barangkali itu yang terjadi padaku.

Walaupun aku harus bertanya kembali pada diriku sendiri. Satu
pertanyaan yang hingga hari ini tak kutemukan jawabannya. Why me! Dari sekian
banyak perempuan yang ada di sana mengapa kamu harus memilihku. Apa bedanya aku
dengan perempuan yang lain? Mengapa kamu datang ke mejaku untuk makan siang kala
itu. Mengulurkan tangan dan menyebutkan namamu.

Kita juga duduk berdampingan berjam-jam. Seandainya waktu
itu aku tahu kamu sangat berpengalaman menemukan kelemahan perempuan yang kamu
inginkan mungkin aku akan membangun tembok pertahanan setinggi-tingginya. Tapi diriku
yang lain, diriku yang selalu bangun tengah malam itu membuat semuanya menjadi
mudah untukmu.

Kamu tahu, aku rasa aku jatuh cinta dan patah hati di saat
yang sama. Padamu. Tapi patah hatinya berbeda. Aku membuat garis logika dalam
hubungan yang begitu singkat itu. Hubungan yang tak pernah muncul kata-kata
ungkapan hati kita yang sebenarnya. Aku juga tak bisa menebak apa yang ingin
kamu utarakan tentang rasamu.

Apakah aku hanya sebagai media latihanmu menajamkan
instingmu sebagai seorang ‘penasihat cinta’ atau rasa itu benar-benar ada.

Dari banyak hal, seandainya suatu hari kita dipertemukan
kembali, aku hanya ingin mengatakan terima kasih untuk malam itu. Kamu memberikan
kekuatan yang sebelumnya tak pernah aku miliki. Aku merasa istimewa dan yakin
aku perempuan yang paling istimewa di antara semua perempuan yang kita temui
kala itu. Itu sebabnya kamu memilihku. Bukan karena aku lemah dan butuh
pegangan tanganmu lebih erat lagi untuk menyambut loncatanku.

Itu sebenarnya yang ingin kukatakan jika kita bertemu
lagi. Bukan menginginkan hubungan yang aku inginkan selama ini. Karena cinta
lebih indah seperti ini. Terasa lebih indah saat kita saling merindukan dan tak
benar-benar saling memiliki. Aku sudah melihat sisi yang aku butuhkan darimu
dan kamu juga melihat diriku yang tak semua orang melihatnya.

Gambar dari: http://weheartit.com